Thursday, May 30, 2013
Peri Kecil yang Bersedih
Ia adalah seekor peri kecil yang menangis. Setiap tangisannya akan berubah menjadi keajaiban. Tetes pertama ia akan merasakan sesuatu yang bergetar dalam hatinya, tetes kedua ia akan merasa rapuh, dan tetes ketiga ia akan tersenyum. Senyuman keajaiban.Entah berapa banyak tetes yang ia keluarkan selama ini, tapi aku yakin ia akan terus mendapat keajaiban. Biarkan saja tetesan air mata itu terjatuh bebas, agar ia tersenyum, agar ia merasa bahagia, agar ia merasakan lega.
Tuesday, May 14, 2013
Penyalahangunaan Tekhnologi
Kini,
salah satu perubahan yang drastis yang terjadi pada era globalisasi ini adalah
media sosialisasi. Jika pada zaman dahulu pada tahun 80 an, masyarakat memakai
media surat kabar dan koran sebagai media komunikasi dan sosialisasi. Tapi,
kita dapat melihat sekarang, pada sekitar tahun 2000 hingga saat ini, sudah
banyak perkembangan dalam proses sosialisasi. Telah banyak sekarang sosialisasi
menggunakan media elektronik. Mulai dari friendster, facebook, twitter, hingga
lain lainnya yang masih asing ditelinga kita. Sudah sering kita dengar, bukan
tentang penyalah gunaan media tersebut? Adanya penculikan lewat media sosial,
penipuan yang pada saat ini sangta marak beredar di surat kabar dan dimana
mana, lalu masih banyak lagi yang mungkin sudah anda ketahui, yang tidak perlu
saya sebutkan. Sebenarnya, apa tekhnologi yang salah? Apa kita yang
keliru? Ya! Tekhnologi diciptakan hanya untuk mempermudah dan membantu, bukan
untuk hal hal tidak baik seperti yang saya sebutkan tadi. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kita sendiri. Yang mana yang memanfaatkan tekhnologi dengan
berfikir, dan mana yang memanfaatkan tekhnologi dengan buta mata. Sekian.
Online Shop
Pada era
globalisasi kali ini, sangat banyak orang memanfaatkan tekhnologi yang
bermacam-macam. Pada bidang ekonomi, pendidikan, sosialisasi, dan semacamnya.
Sebut saja online shop sebagi contohnya. Saat ini telah banyak penjualan produk
produk handmade atau outlet yang membuat online shop. Istilah online shop ini
dapat diartikan sebagai sarana jual-beli yang di fasilitasi melalui media
online. Hal ini dikarenakan lebih luas jangkauannya untuk promosian dan
pernjualan. Biasanya online shop ini menggunakan sarana facebook, twitter,
BLOGGER, Blackberry Messanger, bahkan situs-situs yang kita jarang dengar
lainnya. Semakin maraknya online shop ini pun menambah semakin banyaknya
penipuan di dunianya. Seperti tidak mengirimkan barang padahal sudah transfer
uang, penipuan foto gambar barang yang sebenarnya sudah jelek, dan juga
penipuan masalah identitas, dan lain-lain yang serupa. Sebelum Anda tertipu,
hendaknyaAnda membaca tips online shop berikut:
1. Cari tahu identitas
penjual Identitas penjual mutlak diketahui oleh calon pembeli agar tercipta
rasa saling percaya antara pembeli dan penjual. Cari tahu alamat lengkap
penjual, nomor telepon yang bisa dihubungi, dan jika perlu, mintalah fotokopi
Kartu Tanda Penduduk (KTP). Selain itu, lacaklah testimoni pembeli lain yang
pernah bertransaksi dengannya. Semakin banyak testimoni bagus, maka toko online
itu makin bisa dipercaya.
2. Waspadai harga promo Toko online palsu sering menjebak konsumen dengan cara menawarkan harga yang teramat murah, jauh di bawah harga pasaran dengan dalih promosi.Harga produk yang terlalu murah patut dicurigai, apalagi bila yang mengeluarkan promosi adalah toko yang tak memiliki rekam jejak yang jelas.
3. Ajak ketemuan Selain membayar lewat transfer, transaksi dengan toko online bisa dilakukan dengan cara Cash of Delivery (COD) atau membayar saat barang sudah ada di tangan. Apabila kamu tinggal sekota dengan toko online itu, coba ajak ketemuan setelah kamu selesai memilih barang yang akan dibeli. Bila penjual menolak dengan ribuan dalih, maka segera tinggalkan lapak dagangannya.
4. Kenali produk Pastikan produk yang dijual asli dan memiliki garansi. Mintalah kepastian dan jaminan soal informasi produk. Misalnya, Anda bisa meminta jaminan kalau produk tidak asli maka bisa dikembalikan saat itu juga. Cek kelengkapan yang ditawarkan penjual. Pastikan pula foto yang dipasang di situs adalah foto asli produk, bukan foto yang dicomot dari situs lain.
5. Kenali situs Apabila kamu hendak membeli barang lewat online di situs semacam Kaskus atau Toko Bagus, maka yang harus kamu selidiki adalah penjualnya. Namun jika penjual punya toko online sendiri, cek kevalidan situs tersebut. Toko online yang terpercaya menggunakan domain berbayar, bukan domain gratisan seperti .blogspot, .wordpress, .co.cc, dan lain-lain. Selain itu, situs toko online yang terpercaya biasanya dapat ditemukan di halaman pertama mesin pencari Google karena kerap dikunjungi. Namun yang paling sering ditemukan adalah penipu yang mengandalkan Facebook untuk menawarkan dagangannya. Kembali ke cara 1-4 di atas jika tertarik dengan toko online di Facebook. Sebagai pembeli yang cerdas, kamu harus waspada ketika akan bertransaksi dengan orang yang tak dikenal. Penipuan oleh toko online sudah sering dilaporkan terjadi di mana-mana. Situs RumahPengaduan.com memuat beberapa aduan terkait penipuan toko online yang biasanya menawarkan barang elektronik seperti ponsel dengan harga di luar batas kewajaran. Cobalah menjelajahi situs itu untuk mencari tahu toko online mana saja yang diduga pernah menipu konsumen.
2. Waspadai harga promo Toko online palsu sering menjebak konsumen dengan cara menawarkan harga yang teramat murah, jauh di bawah harga pasaran dengan dalih promosi.Harga produk yang terlalu murah patut dicurigai, apalagi bila yang mengeluarkan promosi adalah toko yang tak memiliki rekam jejak yang jelas.
3. Ajak ketemuan Selain membayar lewat transfer, transaksi dengan toko online bisa dilakukan dengan cara Cash of Delivery (COD) atau membayar saat barang sudah ada di tangan. Apabila kamu tinggal sekota dengan toko online itu, coba ajak ketemuan setelah kamu selesai memilih barang yang akan dibeli. Bila penjual menolak dengan ribuan dalih, maka segera tinggalkan lapak dagangannya.
4. Kenali produk Pastikan produk yang dijual asli dan memiliki garansi. Mintalah kepastian dan jaminan soal informasi produk. Misalnya, Anda bisa meminta jaminan kalau produk tidak asli maka bisa dikembalikan saat itu juga. Cek kelengkapan yang ditawarkan penjual. Pastikan pula foto yang dipasang di situs adalah foto asli produk, bukan foto yang dicomot dari situs lain.
5. Kenali situs Apabila kamu hendak membeli barang lewat online di situs semacam Kaskus atau Toko Bagus, maka yang harus kamu selidiki adalah penjualnya. Namun jika penjual punya toko online sendiri, cek kevalidan situs tersebut. Toko online yang terpercaya menggunakan domain berbayar, bukan domain gratisan seperti .blogspot, .wordpress, .co.cc, dan lain-lain. Selain itu, situs toko online yang terpercaya biasanya dapat ditemukan di halaman pertama mesin pencari Google karena kerap dikunjungi. Namun yang paling sering ditemukan adalah penipu yang mengandalkan Facebook untuk menawarkan dagangannya. Kembali ke cara 1-4 di atas jika tertarik dengan toko online di Facebook. Sebagai pembeli yang cerdas, kamu harus waspada ketika akan bertransaksi dengan orang yang tak dikenal. Penipuan oleh toko online sudah sering dilaporkan terjadi di mana-mana. Situs RumahPengaduan.com memuat beberapa aduan terkait penipuan toko online yang biasanya menawarkan barang elektronik seperti ponsel dengan harga di luar batas kewajaran. Cobalah menjelajahi situs itu untuk mencari tahu toko online mana saja yang diduga pernah menipu konsumen.
Selena
“Arya! Kamu lama!” seru Selena sambil melambai-lambaikan tangan padaku. Ia
tertawa di bawah sinar matahari yang menyinari tubuhnya yang putih. Memintaku
untuk cepat mengejarnya yang sudah jauh dari pandanganku. Sebenarnya ia curang
karena tidak membawa barang apapun di tangannya, tapi aku memilih untuk diam
saja.
“Aryaaa!!!” Selena lagi-lagi memanggilku
yang sudah kepayahan karena membawa beban berat.Aku berusaha untuk mengejarnya.
Aku tidak mau kalau ia sampai lenyap dari pandanganku. Aku ingin selalu
melihatnya, terus mengawasi sosoknya yang sangat mempesona.
Akhirnya aku bisa melihat Selena yang
menunggu kedatanganku. Ia tersenyum senang saat melihatku. Ah, lagi-lagi ia
berhasil menggodaku untuk terus menatapnya. Itu memang bukan salahnya karena
terlahir secantik dewi matahari, tapi di dalam hati aku terus saja
menyalahkannya karena dengan mudahnya ia telah mencuri hatiku.
“Selena…”
Selena berjalan mendekatiku. “Apa tasku aku
bawa sendiri aja?” tanyanya polos.
“Jangan!” tolakku. Mana mungkin aku tega
membiarkan gadis berperawakan kecil sepertinya membawa barang yang berat? Lebih
baik aku hancur saja karena semua beban yang kubawa dari pada membiarkannya
membawa itu semua.
“Mau istirahat aja?”
“Nggak usah, sebentar lagi sampe kan?”
Selena mengangguk. “Iya, sebentar lagi kok.
Sabar ya…” ia mengambil saputangan putih dari saku bajunya dan mengelap
keningku yang basah karena keringat.
Aku kembali berjalan. Kali ini Selena
berjalan di sampingku. Ia terus menatapku dengan pandangan khawatir. Aku
benar-benar menyukai matanya yang besar dan bulat itu. Seperti bulan purnama,
selalu bersinar dalam kegelapan. Terus menyinari hatiku.
“Arya, berat ya?”
“Nggak,” ucapku. “Asalkan kamu di sisiku,
semuanya terasa sangat ringan.”
Wajah Selena merona merah saat mendengar
ucapanku. Ia benar-benar manis. Aku jadi teringat saat aku pertama kali bertemu
dengannya, saat itu aku berada di rumah sakit karena terjatuh dari motor dan
terluka parah. Aku hampir mati karena kecelakaan itu, tapi untung saja aku selamat.
Walaupun aku tidak bisa menggunakan kakiku untuk berlari lagi…
***
Aku melihatnya dari jendela kamar rumah
sakit. Namanya Selena, aku tahu itu dari sorang suster. Ia selalu membaca buku
di bawah pohon, sepertinya ia juga seorang pasien.Aku juga tidak tahu kenapa,
gadis berambut hitam panjang itu benar-benar menarik perhatianku. Bukan karena
wajahnya yang sangat cantik, tapi karena bahasa tubuhnya yang terlihat sangat
menarik. Saat membaca, ia terkadang tersenyum, tapi juga terkadang menangis.
Aku ingin tahu apa yang di bacanya sampai-sampai ia bisa seperti itu.
Akhirnya sehari sebelum aku keluar dari
rumah sakit, aku memberanikan diri untuk menyapanya. Selena berkata bahwa ia
juga tahu kalau aku selalu memperhatikannya dari kejauhan. Aku sangat senang, tapi
aku juga ingin ia tahu bahwa aku telah jatuh cinta padanya.
Baru kali ini aku merasa seperti ini, ia
seperti gadis yang memang sudah ditakdirkan untukku. Saat melihatnya, aku tidak
pernah merasakan perasaan cinta yang menurutku serumit benang kusut. Ia begitu
mempesona dan aku mencintainya secara tiba-tiba. Sesederhana itu.
Saat melihat sampul buku yang selalu di
bacanya, aku sangat terkejut karena buku itu adalah buku yang ditulis saudara
sepupuku, Marcell. Aku juga pernah membacanya, novel itu menceritakan seorang
gadis yang hanya bisa bermimpi, tak pernah melihat kenyataan yang ada. Selena
tersenyum saat aku membicarakan buku itu. Ia berkata, “Hiduplah dengan impian,
karena mimpi bisa menciptakan keajaiban.”
Aku terdiam saat mendengar kata-katanya. Jujur,
aku tak menyukai sifat tokoh utama dalam cerita itu yang selalu bermimpi. Mimpi
yang tak akan pernah terkabul karena 7 hari lagi ia akan meninggalkan dunia.
Saat keluar dari rumah sakit, aku berjanji
pada Selena akan sering menjenguknya. Aku tidak pernah berani bertanya apa
penyakit yang di deritanya, tapi katanya sejak kecil ia sudah dirawat di rumah
sakit.
Seiring waktu berlalu, menjenguknya sudah
seperti sebuah kebiasaan. Setiap hari kulewati dengannya di rumah sakit.
Mungkin aku dan dia memang tidak seperti pasangan yang selalu melewatkan malam
minggu untuk berkencan, tapi aku cukup bahagia. Aku bahagia karena ada dirinya.
Kusadari ia telah menjadi bagian dari
jiwaku. Setengah dari jiwaku yang telah lama hilang dan akhirnya kutemukan.
***
Tiba-tiba Selena menghentikan langkahnya.
“Arya, makasih ya…”
“Untuk apa?” tanyaku bingung. Aku juga ikut
berhenti berjalan. Saat Selena menghentikan langkahnya, entah kenapa aku merasa
takut. Aku takut setiap langkahnya yang selalu mewarnai hariku itu akan hilang.
“Untuk semuanya,”
Aku tersenyum padanya. “Harusnya aku yang
berterima kasih, Selena…” ucapku. “Karena kamu aku bisa terus melanjutkan
hidupku.”
Selena, semua yang kukatakan itu tulus dari
lubuk hatiku. Tak pernah sekalipun aku berbohong tentang bagaimana perasaanku
padamu. Andai kau tahu bahwa hidupku seakan berakhir saat aku tak bisa berlari
lagi. Impianku untuk menjadi pemain basket telah hancur berkeping-keping. Sejak
itu aku tak ingin bermimpi lagi karena bila tak terkabul akan sangat
menyakitkan.
“Kenapa?” tanyanya.
Aku mengecup lembut keningnya. “kamu
membuatku ingin bermimpi lagi, mimpi kita akan selalu bersama selamanya. Kamu
akan menjadi pengantinku yang tercantik di dunia, dan kita akan punya banyak
anak. Setelah itu aku tak butuh apa-apa lagi…” dan kalaupun hal itu hanya
sebuah mimpi yang tak akan terkabul, tolong jangan bangunkan aku.
Tiba-tiba Selena memelukku. Aku membalas
pelukannya dengan hati-hati. Aku selalu takut bila memeluknya, aku takut
tubuhnya yang kecil akan hancur di pelukanku.
“Arya, aku mencintaimu…” kata Selena pelan.
“Jangan menangis,” aku tahu ia sedang
menangis di pelukanku. Sakit sekali rasanya saat mengetahu hal itu. “Kamu tahu
bagaimana perasaanku.”
“Cinta itu aneh ya?”
Benar, sangat aneh… aku menjawab di dalam
hati.
“Bahkan walaupun aku sudah mati, cintaku
padamu tak pernah berubah.” Selena melepas pelukannya. Tiba-tiba aku merasa
tubuhku sangat berat. Barang yang ku bawa seakan-akan bertambah dan membuatku
tak bisa menggerakkan tubuhku. Aku melihat sekelilingku, semuanya serba putih.
Padahal Kenapa aku baru menyadari bahwa tidak ada apa-apa di sini?
“Sudah sampai, Arya...” ucapnya.
“Se..lena…”
Selena menatapku. Tatapannya sedih. “Arya,
kamu tahu tentang novel yang kubaca saat aku pertama kali bertemu denganmu?”
tanyanya.
Aku terdiam. Berusaha menggerakkan tubuhku
yang seperti batu.“Sebenarnya impianku sama dengan mimpi gadis di cerita itu,”
ia tersenyum. “Aku ingin hidup. Selamanya hidup denganmu…” lanjutnya.
Setetes air mata mulai jatuh di pipiku
karena Selena makin menjauh. Aku mulai menangis. Tanganku tidak bisa lagi untuk
menjangkaunya. Ia jauh sekali…
Kalau begitu bagaimana dengan mimpiku untuk
bersama denganmu? Apa benar bila aku terus bermimpi akan ada keajaiban seperti
yang kau katakan padaku dulu?
“Arya, udah pagi!”
Sinar matahari masuk melalui cela-cela
jendela kamarku dan menyinari tubuhku yang tertidur. Perlahan-lahan mataku
terbuka. Ah, lagi-lagi aku bermimpi. Mimpi tentang seorang gadis yang sangat
kucintai...
“Arya! Kamu lama!” seru Selena sambil melambai-lambaikan tangan padaku. Ia tertawa di bawah sinar matahari yang menyinari tubuhnya yang putih. Memintaku untuk cepat mengejarnya yang sudah jauh dari pandanganku. Sebenarnya ia curang karena tidak membawa barang apapun di tangannya, tapi aku memilih untuk diam saja.
“Aryaaa!!!” Selena lagi-lagi memanggilku
yang sudah kepayahan karena membawa beban berat.Aku berusaha untuk mengejarnya.
Aku tidak mau kalau ia sampai lenyap dari pandanganku. Aku ingin selalu
melihatnya, terus mengawasi sosoknya yang sangat mempesona.
Akhirnya aku bisa melihat Selena yang
menunggu kedatanganku. Ia tersenyum senang saat melihatku. Ah, lagi-lagi ia
berhasil menggodaku untuk terus menatapnya. Itu memang bukan salahnya karena
terlahir secantik dewi matahari, tapi di dalam hati aku terus saja
menyalahkannya karena dengan mudahnya ia telah mencuri hatiku.
“Selena…”
Selena berjalan mendekatiku. “Apa tasku aku
bawa sendiri aja?” tanyanya polos.
“Jangan!” tolakku. Mana mungkin aku tega
membiarkan gadis berperawakan kecil sepertinya membawa barang yang berat? Lebih
baik aku hancur saja karena semua beban yang kubawa dari pada membiarkannya
membawa itu semua.
“Mau istirahat aja?”
“Nggak usah, sebentar lagi sampe kan?”
Selena mengangguk. “Iya, sebentar lagi kok.
Sabar ya…” ia mengambil saputangan putih dari saku bajunya dan mengelap
keningku yang basah karena keringat.
Aku kembali berjalan. Kali ini Selena
berjalan di sampingku. Ia terus menatapku dengan pandangan khawatir. Aku
benar-benar menyukai matanya yang besar dan bulat itu. Seperti bulan purnama,
selalu bersinar dalam kegelapan. Terus menyinari hatiku.
“Arya, berat ya?”
“Nggak,” ucapku. “Asalkan kamu di sisiku,
semuanya terasa sangat ringan.”
Wajah Selena merona merah saat mendengar
ucapanku. Ia benar-benar manis. Aku jadi teringat saat aku pertama kali bertemu
dengannya, saat itu aku berada di rumah sakit karena terjatuh dari motor dan
terluka parah. Aku hampir mati karena kecelakaan itu, tapi untung saja aku selamat.
Walaupun aku tidak bisa menggunakan kakiku untuk berlari lagi…
***
Aku melihatnya dari jendela kamar rumah
sakit. Namanya Selena, aku tahu itu dari sorang suster. Ia selalu membaca buku
di bawah pohon, sepertinya ia juga seorang pasien.Aku juga tidak tahu kenapa,
gadis berambut hitam panjang itu benar-benar menarik perhatianku. Bukan karena
wajahnya yang sangat cantik, tapi karena bahasa tubuhnya yang terlihat sangat
menarik. Saat membaca, ia terkadang tersenyum, tapi juga terkadang menangis.
Aku ingin tahu apa yang di bacanya sampai-sampai ia bisa seperti itu.
Akhirnya sehari sebelum aku keluar dari
rumah sakit, aku memberanikan diri untuk menyapanya. Selena berkata bahwa ia
juga tahu kalau aku selalu memperhatikannya dari kejauhan. Aku sangat senang, tapi
aku juga ingin ia tahu bahwa aku telah jatuh cinta padanya.
Baru kali ini aku merasa seperti ini, ia
seperti gadis yang memang sudah ditakdirkan untukku. Saat melihatnya, aku tidak
pernah merasakan perasaan cinta yang menurutku serumit benang kusut. Ia begitu
mempesona dan aku mencintainya secara tiba-tiba. Sesederhana itu.
Saat melihat sampul buku yang selalu di
bacanya, aku sangat terkejut karena buku itu adalah buku yang ditulis saudara
sepupuku, Marcell. Aku juga pernah membacanya, novel itu menceritakan seorang
gadis yang hanya bisa bermimpi, tak pernah melihat kenyataan yang ada. Selena
tersenyum saat aku membicarakan buku itu. Ia berkata, “Hiduplah dengan impian,
karena mimpi bisa menciptakan keajaiban.”
Aku terdiam saat mendengar kata-katanya. Jujur,
aku tak menyukai sifat tokoh utama dalam cerita itu yang selalu bermimpi. Mimpi
yang tak akan pernah terkabul karena 7 hari lagi ia akan meninggalkan dunia.
Saat keluar dari rumah sakit, aku berjanji
pada Selena akan sering menjenguknya. Aku tidak pernah berani bertanya apa
penyakit yang di deritanya, tapi katanya sejak kecil ia sudah dirawat di rumah
sakit.
Seiring waktu berlalu, menjenguknya sudah
seperti sebuah kebiasaan. Setiap hari kulewati dengannya di rumah sakit.
Mungkin aku dan dia memang tidak seperti pasangan yang selalu melewatkan malam
minggu untuk berkencan, tapi aku cukup bahagia. Aku bahagia karena ada dirinya.
Kusadari ia telah menjadi bagian dari
jiwaku. Setengah dari jiwaku yang telah lama hilang dan akhirnya kutemukan.
***
Tiba-tiba Selena menghentikan langkahnya.
“Arya, makasih ya…”
“Untuk apa?” tanyaku bingung. Aku juga ikut
berhenti berjalan. Saat Selena menghentikan langkahnya, entah kenapa aku merasa
takut. Aku takut setiap langkahnya yang selalu mewarnai hariku itu akan hilang.
“Untuk semuanya,”
Aku tersenyum padanya. “Harusnya aku yang
berterima kasih, Selena…” ucapku. “Karena kamu aku bisa terus melanjutkan
hidupku.”
Selena, semua yang kukatakan itu tulus dari
lubuk hatiku. Tak pernah sekalipun aku berbohong tentang bagaimana perasaanku
padamu. Andai kau tahu bahwa hidupku seakan berakhir saat aku tak bisa berlari
lagi. Impianku untuk menjadi pemain basket telah hancur berkeping-keping. Sejak
itu aku tak ingin bermimpi lagi karena bila tak terkabul akan sangat
menyakitkan.
“Kenapa?” tanyanya.
Aku mengecup lembut keningnya. “kamu
membuatku ingin bermimpi lagi, mimpi kita akan selalu bersama selamanya. Kamu
akan menjadi pengantinku yang tercantik di dunia, dan kita akan punya banyak
anak. Setelah itu aku tak butuh apa-apa lagi…” dan kalaupun hal itu hanya
sebuah mimpi yang tak akan terkabul, tolong jangan bangunkan aku.
Tiba-tiba Selena memelukku. Aku membalas
pelukannya dengan hati-hati. Aku selalu takut bila memeluknya, aku takut
tubuhnya yang kecil akan hancur di pelukanku.
“Arya, aku mencintaimu…” kata Selena pelan.
“Jangan menangis,” aku tahu ia sedang
menangis di pelukanku. Sakit sekali rasanya saat mengetahu hal itu. “Kamu tahu
bagaimana perasaanku.”
“Cinta itu aneh ya?”
Benar, sangat aneh… aku menjawab di dalam
hati.
“Bahkan walaupun aku sudah mati, cintaku
padamu tak pernah berubah.” Selena melepas pelukannya. Tiba-tiba aku merasa
tubuhku sangat berat. Barang yang ku bawa seakan-akan bertambah dan membuatku
tak bisa menggerakkan tubuhku. Aku melihat sekelilingku, semuanya serba putih.
Padahal Kenapa aku baru menyadari bahwa tidak ada apa-apa di sini?
“Sudah sampai, Arya...” ucapnya.
“Se..lena…”
Selena menatapku. Tatapannya sedih. “Arya,
kamu tahu tentang novel yang kubaca saat aku pertama kali bertemu denganmu?”
tanyanya.
Aku terdiam. Berusaha menggerakkan tubuhku
yang seperti batu.“Sebenarnya impianku sama dengan mimpi gadis di cerita itu,”
ia tersenyum. “Aku ingin hidup. Selamanya hidup denganmu…” lanjutnya.
Setetes air mata mulai jatuh di pipiku
karena Selena makin menjauh. Aku mulai menangis. Tanganku tidak bisa lagi untuk
menjangkaunya. Ia jauh sekali…
Kalau begitu bagaimana dengan mimpiku untuk
bersama denganmu? Apa benar bila aku terus bermimpi akan ada keajaiban seperti
yang kau katakan padaku dulu?
“Arya, udah pagi!”
Sinar matahari masuk melalui cela-cela
jendela kamarku dan menyinari tubuhku yang tertidur. Perlahan-lahan mataku
terbuka. Ah, lagi-lagi aku bermimpi. Mimpi tentang seorang gadis yang sangat
kucintai...
Chiara
“Hah? Yang
benar saja?” ucapku dengan nada tak percaya ketika ku mendengar kata kata dari
penjaga rumah itu. Sebuah palu godam benar benar siap untuk menghancurkan
hatiku beserta isinya saat itu juga, saat wanita itu mengatakannya. Mengatakan
dia meninggal. Sahabatku... Aku pun tak percaya ..Dengan perasaan kacau, aku
pulang..
Malam yang
mungkin membuat air mataku tak kuasa bertahan.. Aku menangis...
Chiara....
Aku masih mengingatnya.. Ini hari ulang tahunnya. Tepatnya 4tahun yang lalu,
pada tanggal ini juga.
”Surpriseee
! Happy Born Day Chiara ! Longlife my bestie” kataku dan kata sahabatku yang
lain sambil membawa kue ulang tahun bertulis nama Chiara, Vanessa Chiara..Ada 4
orang dalam persahabatan yang selama ini pisah. Aku, Chiara sahabat terbaikku,
Ciya, dan Sha-Sha. Kami berpisah empat tahun lalu karena Sha-Sha dan Chiara
yang harus pindah, dan karena Ciya yang sekarang bersama teman teman barunya.
Entah dia masih ingat atau dia tak ingat sedikitpun tentang kami.. 4tahun
lalu...
”Thanks
banget temen temen.. Ini kejutan banget...” Seru Chiara sambil tersenyum
menatap kami. Dengan tawa yang sangat lepas.. Kita bersenang senang waktu
itu.....12-05-2008. Hari yang sangat indah...
Sampai
akhirnya...
”Kau
serius akan meninggalkan kota ini?” Chiara mengangguk ketika aku bertanya
padanya. Entah aku tak tau bagaimana perasaanku jikalau misalnya aku harus
kehilangan dia, sahabat terbaikku. Diantara mereka, Sha-Sha ,Ciya dan Chiara,
hanya Chiara lah yang paling dekat denganku...Dia sahabat terbaikku yang pernah
ada.. The best person ever.......
Minggu
yang akan datang, dia akan pindah ke kota yang mungkin sangat jauh dengan
kotaku, dengan kota ini.. Ia akan meninggalkan kota Malang .......Mungkin dia
pergi tak selamanya.. Hanya 3tahun.. Tapi bagiku... Itu sangat
lama........
Sekali
lagi, aku bertanya padanya ”Kau serius ? Tapi kenapa?” Ia memejamkan mata tak
terlalu cepat dan menjelaskan panjang lebar... Kini aku tahu maksudnya... Mama
nya mempunyai segudang masalah di kota ini. Mulai dari tertipu karena pekerjaan
yang meludeskan uangnya saat temannya berjanji bahwa uangnya akan kembali 10
kali lipat setelah berapa saat. Tapi, nyatanya temannya malah menghilang. Kini
dia, mama Chiara, dikejar oleh penagih hutang ... Hhhhhhhhhh aku menghembuskan
nafas panjang. Bukankah mamanya adalah seseorang yang sangat baik ? beragama
yang kuat ? juga seorang yang sangat pintar ? Aku berfikir, betapa kasihannya
Chiara menghadapi keluarganya.. Mamanya yang seperti itu, ditambah lagi ia yang
sering kesepian dirumah.. Aku masih bersyukur dibesarkan di keluarga yang tak
mempunyai masalah......... Paling tidak, keluargaku tak banyak mempunyai masalah berat seperti
masalah keluarga Chiara....
Jum’at..
16 mei 2008.....
Dua hari
sebelum Chiara akan berangkat kekota yang akan ia tinggali nantinya..
Kami
mempunyai sedikit masalah.. Memang, bukan masalah besar, hanya masalah kecil..
Maklum, saat itu kami masih kecil, tak bisa bersikap dewasa, selalu egois, dan
mau menang sendiri.. Tapi kini aku sadar, tindakan dulu memang tak seharusnya
terjadi.. Penyesalan selalu berada di akhir.. Dan.. Kini... Aku menyesalinya...
Dia
menyebarkan satu rahasiaku ke teman teman lainnya. Sebenarnya, itu bukan
rahasia besar.. Hanya rahasia anak kecil.. Tak lebih dari rahasia sampah yang
mungkin saat itu , saat aku masih berbusana merah putih kuanggap sangat
berarti. Aku kecewa padanya, hanya kecewa yang kubuat berlebihan sampai sampai
pada akhirnya aku marah besar dan tak mau menghadiri datang pada hari akhirnya
di Malang, sedangkan sahabat sahabat ku yang lain, semua datang....
Aku hanya
berdiam diri dikamar waktu itu.. Sangat tak punya harga diri jika aku datang
meminta maaf dan mengucapkan kata selamat tinggal padanya.. Sampai sekarang,
aku akui, aku orang yang sangat gengsian... Sampai sekarang...
Hingga aku
kelas 2 SMP. Aku sadar akan hal itu... Aku menyesal, sangat menyesal, aku belum
sempat meminta maaf dan mengucapkan selamat tinggal padanya.. Pada Chiara,
sahabat yang sampai saat ini akan terus menjadi the best person ever...
Selamanya....
Saat itu,
aku tahu Chiara mungkin sudah datang kembali kekota ini... Ingin rasanya aku
datang kerumahnya, tapi, apa dia masih ingat padaku ? Aku mundur.. berulang
kali aku melewati rumahnya, tapi tak seorang pun tampak... Aku terus mundur ,
mundur, mundur... DAN SEKARANG ! Saat aku melihat seorang wanita duduk sambil
menggendong kucingnya didalam rumah Chiara... Awalnya kupikir itu penjaga
rumah... Aku tak menyangka, itu mama Chiara.. Setelah 4 tahun lamanya aku tak
bertemu beliau, kini beliau menampakkan diri dan berkata sesuatu padaku yang
membuat jantungku sedenyut lebih kencang dari biasanya... Chiara mengidap
penyakit hati.. Tak ada donor
hati yang pas... Sampai akhirnya ia meninggal..
Angin yang
berteriak ditrelingaku seakan membuat air mata yang jatuh menjadi butiran
cairan kering yang tak dapat untuk diteteskan... Suasana malam yang mencekam,
tak ada satupun yang mengetahui perasaan yang kelam.. Aku melihat separuh
bintang yang sepertinya ikut menangis..... Bukankah Chiara dan aku dulu sangat
suka melihat bintang dan langit malam ? Bulan tersenyum penuh arti seakan
menyuruhku menghapus derai air yang terjatuh ke hati... sayup sayup hening yang
menyuruhku untuk berteriak mengikhlaskan kepergiannya, dan suasana malam yang
menyuruhku untuk tetap tenang... Tenang Nisa... Chiara tak akan bahagia jika ia
melihat kau seperti ini...Mungkin ia telah lama memaafkanmu.. Tentang hal bodoh
masa kecil yang pernah kau dan dia lakukan... Batinku berkata pelan seakan menghipnotisku
untuk tersenyum.......
Ya
Tuhan... Aku sangat menyesal... Bisa kah aku mengulang waktu ? Andai aku bisa
menatap Chiara sekali lagi... Sekali lagi untuk yang pertama kali diumur
dewasaku ini, dan untuk terakhir kali sebelum ia pergi... Aku mengingat semua
kenangan kenangan antara aku dan Chiara... Sampai akhirnya aku tertidur
dipelukan dingin sang angin...
Aku
merindukannya..
”Chiara...
Maafkan aku”
Aku
menyesal.. Andai aku lebih bisa bersikap dewasa waktu itu...
Subscribe to:
Posts (Atom)